Sejarah Hero Lost Saga yg bernama Gumiho


Gumiho di Korea secara tradisional merupakan wanita. Beberapa dapat menyembunyikan ciri gumiho mereka, sementara mitos lain mengindikasikan bahwa mereka tidak dapat bertransformasi secara penuh (contoh wajah atau telinga yang seperti rubah atau masih terdapat ekor berjumlah sembilan). Dengan kata lain, biasanya ada setidaknya satu ciri fisik yang dapat membuktikan bentuk gumiho mereka, atau cara ajaib untuk memaksa mereka memperlihatkan wujud asli mereka.

Sama seperti manusia serigala ataupun vampir di Barat, ada beragam mitos tergantung dari legenda yang diceritakan. Beberapa cerita mengatakan bahwa jika gumiho tidak membunuh dan memakan manusia selama seribu hari, maka gumiho akan menjadi manusia. Cerita lainnya, seperti drama Gumiho: Tale of the Fox’s Child, mengatakan bahwa gumiho bisa menjadi manusia jika pria yang melihat wujud aslinya merahasiakan hal tersebut selama 10 tahun. Di luar setiap cerita itu, ada hal yang selalu konsisten diceritakan, yaitu bahwa gumiho merupakan rubah, wanita, berubah wujud, dan karnivora.

Sekarang kita bahas tentang arti gumiho dalam budaya. Rubah merupakan gambaran umum di banyak budaya berbeda yang menggambarkan penipu atau pintar tapi jahat yang mencuri atau mengecoh yang lain untuk mendapatkan apa yang dia inginkan. Orang yang tumbuh dengan mendengarkan fabel Aesop mengetahui pengulangan klasik tentang rubah dalam cerita dongeng. Dan tidak sulit untuk melihat bagaimana rubah mendapatkan sifat tersebut. Binatang ini merupakan pemburu nocturnal dan sifat dasarnya yang senang mencuri, dan dikenal di seluruh dunia dengan akal liciknya.

Di Korea, rubah mempunyai penyokong implikasi budaya, yaitu kelicikan seksual. Kata untuk rubah, yeo-woo [여우], merupakan kata yang oleh orang Korea diberikan kepada wanita yang terjemahan kasarnya kita sebut saja si licik pemakan pria. Ada istilah bahasa inggris yang juga kurang lebih sama yaitu “you sly fox” (kamu rubah licik), meskipun di Korea sendiri istilah ini hanya diberikan kepada perempuan yang sifatnya seperti rubah (disebut yeo-woo) dan mempunyai sifat predator “kamu mulai menggunakan akal licik untuk menipuku”, yah kira-kira seperti itulah contohnya. Wanita yang menggunakan pesona femininnya untuk maksud jahat atau wanita yang secara terang-terangan memperlihatkan seksualitasnya dengan motif jahat dibelakangnya, disebut yeo-woo. Menariknya, kata aktris dalam bahasa Korea [여배우] bila disingkat sama penulisannya dengan yeo-woo [여우].

Bukanlah tanpa sebab kalau wujud gumiho hanya merupakan wanita yang cantik. Ini merupakan cara dongeng untuk memperingatkan pria untuk tidak jatuh ke dalam trik wanita yang merayu untuk memperdayainya. Contohnya, lihatlah terjemahan cerita gumiho klasik ini. Dalam banyak cerita, sang pahlawan dalam dongeng (selalu digambarkan seorang pria) harus menahan godaan dan tubuh tanpa busana gumiho, sehingga wujud aslinya bisa diperlihatkan. Jadi, sifat alami wanita, seksualitas tersembunyinya = iblis.

Posting Komentar