Setapuk cendana tua terkuliti
Berlendir air mata
Tempat berteduh
Mencabik pikiran berselimut
Irama sang sunyi
Cakari keteguhan waktu
Bertajuk dalam kuasa Mu
Melebur gelap
Yang belum sahaja
Ke semuan abadi
Manis rayuan mematikan ketenangan
Mungkin siksa adalah harapan
Membelai bujuran kaku
Bagai mengukir bayangan
Selalu menguntit badan
Dekap letih tangis membara
Merubah cara menetap kelap
Kelabu buai asa tertidur pulas
Menutup tawa tak sirna
Begitu dalam menjulang
dengar makian jangkrik makin menjadi
Menusuk gendang-gendang
Mengundang bayang bayang hitam
Yang terus menerkam
Hinakah setitik debu di mata mu?
Menumpuk batas penantian
Pangkuan patah para pecinta kebencian
Sekujur batang ini mehentak
Tetapi hujan tangis tak reda
Penutup semua sujud